Imam al - Ghazali dalam bukunya Jawahirul Qur'an atau Mutiara Al - Qur'an mengatakan bahwasanya al - Qur'an itu diibaratkan sebagai lautan yang luas yang tanpa batas sementara orang - orang banyak yang menyusuri tepian pantainya. Mereka hanya berjalan di sisinya sambil sekali - kali memandang ke laut lepas, menikmati keindahan panorama yang ada dan mendapatkan kepuasan dari hal tersebut tanpa berusaha lebih lanjut untuk berlayar ke tengahnya.
Begitulah gambaran sifat manusia di dunia ini yang terlalu cepat untuk merasa puas tanpa berusaha untuk mengkaji lebih mendalam lagi. Mereka hanya memandang dan terus memandang. Tidakkah ada keinginan untuk beranjak dari tepeian untuk menghilangkan keterpakuan, berlayar mengarungi lautan yang luas, mengagumi keagungan - Nya, memperluas wawasan dengan singgah di pulau - pulaunya, mengambil intisari kekayaan yang terkandung di dalamnya, menyelam di kedalaman lautannya sambil menikmati keindahan panorama, memungut mutiara yang sinarnya memancar menerangi jiwa dari kegelapan, kekotoraan dan taqlidisme.
Begitulah adanya, Al - Qur'an digambarkan seperti samudera luas yang di dalamnya terkandung berjuta kekayaan jiwa dan raga, sebagai penawar getirnya kehidupan, sebagai pelita, penuntun kearah jalan terang benderang. Tetapi mengapa orang -orang dan termasuk aku masih saja terpaku berdiri di pantainya sambil berdecak kagum tanpa berusaha untuk melayarinya? Allah ya Rabb.. maafkan atas kedangkalan jiwaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar