Kamis, 10 Februari 2011

MENCIPTAKAN RUMAH TANGGA SURGAWI


Pasang surut kehidupan dalam berumah tangga pastilah akan ditemui oleh setiap keluarga. Dinamika yang terjadi dalam rumah tangga menandakan bahwa ada kehidupan di dalam rumah tangga tersebut. Persoalan – persoalan yang muncul dalam keluarga sebenarnya adalah ujian – ujian yang di berikan oleh Allah agar kita semakin kuat, semakin  tambah belajar dan semakin cerdas dalam mensikapi persoalan – persoalan tersebut. Sayangnya banyak orang yang sering  bersikap tidak dewasa dalam menyikapi permasalahan – permasalahan yang ada. Dengan segala kebodohan yang ada, orang banyak mengubah ikatan suci yang hangat dan penuh berkah Allah itu menjadi penjara yang begitu gelap menghimpit yang tidak jarang berujung pada hancurnya ikatan tali pernikahan yang begitu mulia tersebut. Perceraian memang diperbolehkan tetapi ini merupakan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah. Abghadul halali ilallah al – thalaq.

            . Suasana surgawi, suasana yang penuh kedamaian, keharmonisan dalam rumah tangga merupakan idaman bagi setiap keluarga. Tetapi menciptakan suasana tersebut bukan perkara yang mudah. Perlu adanya komitmen yang kuat bagi setiap anggota keluarga, yang harus dijalankan secara sungguh - sungguh  dan diiringi nawaitu yang tulus, penuh keikhlasan dengan mengharapkan keridhoan Allah semata. Dalam hal ini peranan suami dan istri sangat penting dalam mendayung bahtera kehidupan rumah tangganya di muka bumi ini. Kehancuran dalam rumah tangga terjadi akibat ketidakpedulian pasangan (suami istri ) atas tugasnya masing – masing dan ketidaksiapan memasuki pintu pernikahan. Demikian disampaikan oleh Ibrahim Amini dalam bukunya Principles of Marriage Family Ethics ( Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami Istri, Al Bayan, 1991).
            Untuk menghindari hal yang sangat tidak diinginkan tersebut, hendaknya setiap pasangan harus mengerti tugas pokoknya masing – masing. Setiap anggota keluarga, terutama suami dan istri harus mengerti aturan main dalam keluarga. Setiap anggota keluarga perlu mengaca diri tentang sejauh mana masing – masing anggota keluarga tersebut menunaikan tanggung jawabnya, bagaimana bertenggang rasa, seberapa jauh pula ia menerima hak – haknya dan lain lain, yang semuanya didasari oleh iman dan taqwa.
            Ada beberapa hal pokok yang harus ditunaikan oleh suami istri:
1.      Tugas pokok seorang istri, tidak terkecuali bagi seorang wanita karier, adalah merawat dan mengurus suami. Artinya disamping menjadi sumber ketenangan dan ketenteraman bagi suami, istri harus menjadi motivator utama ( agent of motivation ) bagi suaminya untuk melakukan perbuatan – perbuatan yang baik (ma’ruf) sekaligus berupaya mencegah dan menghindarkan suaminya dari perbuatan yang sesat dan mungkar. Untuk bisa melakukan hal tersebut seorang istri harus memiliki ilmu dan pengetahuan tentang kewajiban – kewajibannya selaku istri yang baik, istri yang sholehah ( al mar’atus sholehah), diantaranya : menjaga kehormatan dan harta suami, tidak mengeluh dan mengumbar penderitaan secara sembarangan kepada semua orang, menghargai suami bagaimanapun keadaannya dan tidak berpaling ke lain orang, pandai mengatur keuangan rumah tangga, memaafkan kesalahan suami sepanjang tidak menyangkut hal yang sangat prinsipil dalam agama, dan lain – lainnya.

2.      Suami selaku imam dalam keluarga memiliki tugas dan tanggung jawab yang tentunya tidak ringan. Biduk rumah tangga yang dikayuh bersama arah sangat bergantung kepada kepemimpinan dan komando suami selaku imam dalam keluarga. Karenanya bagi seorang suami tugas dan tanggung jawab suami tersebut harus dikaji dan selanjutnya dijalankan dengan benar. Diantara tugas dan tangung jawab suami tersebut antara lain : merawat dan mencintai istri dengan sepenuh hati dengan memberikan nafkah lahir dan bathin yang dibutuhkan istri, jangan mencari – cari kesalahan istri, memberi teladan yang baik dalam segala hal, karena ini menjadi tanggung jawab yang kelak ditanyakan oleh Allah ( kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun an-raiyyatihi), tidak meninggalkan istri terlalu lama, senantiasa menunjukkan rasa terima kasih kepada istri, tidak memancing rasa cemburu istri terhadap wanita yang lain, dan lain – lain.

3.      Waspada terhadap rasa cemburu yang tidak beralasan

4.      Jika terjadi ketegangan, tidak diekpose dan menjadi rahasia berdua sambil dicari jalan keluarnya. Jika terpaksa harus melibatkan orang ketiga untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut, maka harus dari keluarga terdekat yang terkenal bijaksana dalam menyelesaikan persoalan.

5.      Saling tolong menolong tidak hanya dalam pekerjaan, atau hal – hal besar lainnya tetapi juga dalam  hal – hal yang sangat pribadi sekalipun.

6.      Mendidik anak bersama – sama. Orangtua harus mampu mendidik dan mengarahkan putra- putrinya pada jalan yang benar – benar diridhoi oleh Allah SWT.

Kita semua berharap semoga muncul kesadaran kita selaku anggota keluarga untuk mencoba bercermin dan mengaca diri tentang sudah sejauh mana kita menunaikan tanggung jawab kita dalam membangun sebuah keluarga yang harmonis, keluarga yang penuh kedamaian, cinta kasih, saling pengertian, tenggang rasa, saling memotivasi dengan dilandasi niat untuk mencari keridhoan Allah semata. Semoga keberkahan selalu tercurah kepada keluarga kita. Keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah yang menjadi idaman bisa terwujud dalam keluarga kita. Amien ya Rab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar