

Beliau begitu dihormati. Setiap Gunung Merapi mau meletus, warga setempat selalu menunggu komando beliau untuk mengungsi. Nama beliau begitu melambung semenjak kejadian Gunung Merapi mau meletus pada tahun 2006. Beliau tidak mau mematuhi perintah untuk turun gunung oleh Sultan Hamengkubuwono X. Akibatnya, mata dunia pun terbelalak pada sosok renta yang sangat sederhana ini. Bahkan, saking terkenalnya pemerintah Jerman yang saat itu sedang menggelar hajatan Piala Dunia bermaksud mengundang Mbah Maridjan untuk menghadiri pembukaan Piala Dunia 2006. Si Mbah lantang menolak. "Kalau saya ke Jerman, siapa yang mencari rumput sapi saya," tutur pria sepuh itu. Keberanian dan ketegaran Mbah Maridjan mengispirasi sebuah perusahaan minuman berenergi untuk mendaulat beliau menjadi ikon iklan produk minuman berenergi tersebut. Dan dari situ mula muncul kata – kata yang sangat terkenal; roso .. roso…
Mbah Maridjan adalah pribadi yang begitu bersahaja dan berdedikasi. Amanah yang diberikan kepada beliau selaku kuncen Merapi beliau tunaikan hingga akhir hayat. Beliau pernah berkata bahwa kalau Merapi meletus beliau adalah orang terakhir yang akan turun untuk mengungsi. Beliau begitu peduli dengan alam dan menyatu dengan Merapi. Ketika musibah meletusnya gunung Merapi pada Selasa, 26 Oktober lalu memakan korban dan salah satunya adalah Mbah Maridjan, maka tugas beliau menjaga gunung yang paling aktif dan berbahaya sedunia itu tunailah sudah. Mbah Maridjan gugur dipangkuan Gunung Merapi. Dan subhanallah… ketika pertama kali Tim SAR Yogyakarta menemukan jenazah beliau, Mbah Maridjan ditemukan dalam posisi sujud di dapur. Luka bakar terdapat di tubuhnya. Bajunya robek-robek.

Lelaki berusia 83 tahun yang perkasa, tegar, bersahaja dan konsisten itu telah pergi menunaikan tugas sucinya. Beliau telah tiada tetapi nama, jasa dan dedikasi beliau akan selalu dikenang orang sepanjang masa. Selamat jalan Mbah…semoga arwahmu diterima oleh Allah SWT dan Khusnul Khotimah….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar